Sabtu, 16 Juni 2012

Kakao Bebas Penyakit, Buah Lebat Tiada Henti & Jumbo


Senin, 14 Mei 2012, 14:12

Kakao (Cokelat) merupakan tanaman strategis nasional, karenanya telah memberi devisa untuk Negara cukup besar. Karena banyaknya produk turunannya maka permintaan terus meningkat, bahkan untuk dalam negeri juga melambung tinggi akibat kemajuan teknologi pangan, otomatis harganya pun meningkat.
Produktivitas kakao sangat dipengaruhi oleh mutu bibit, perawatan, mutu tanah dan yang tak kalah penting tapi selama ini diabaikan oleh petani yaitu peran multi hormon. Adapun hormon-hormon tersebut yang sangat dibutuhkan kakao adalah Auksin yang berfungsi merangsang perakaran dan pertumbuhan pucuk atau tunas-tunas baru (George dan Sherington, 1984), Etilena merangsang keluarnya bunga tiada henti dan mempercepat pemasakan buah (Burg dan Burg, 1962, Raven, 1992), Giberelin dan Sitokinin merangsang pembelahan sel berlebihan dan penjarangan antar sel sehingga tersusun jaringan lebih besar, maka wajar saja jika daun lebih lebar dan buah jadi jumbo akibat proses sitokinesis poliploidi/ pembelahan sel berlipat ganda kuadran tersebut (Campbell et al., 2002), Asam Traumalin merangsang percepatan proses sembuh luka petik, setelah pemangkasan, maupun gigitan serangga (Campbell et al., 2002). Kakao juga rentan terhadap kekeringan, hormon Asam Absisat berperan menjaga keseimbangan cairan tubuh tanaman (Campbell et al., 2002), sehingga mampu bertahan dalam kondisi kemarau, menjadikan tanaman kakao tetap trubus, daun menghijau dan segar. ZPT HORMAX, hormon organik pertama terlengkap di Indonesia yang mengandung Auksin (IAA, IBA), Sitokinin (Kinetin, Zeatin), Giberelin (GA3), Etilena, Asam Absisat, dan Asam Traumalin.
Banyak petani mengalami kerugian, nyaris putus asa karena kehabisan akal tidak bisa mengatasi penyakit kakao. Banyak penyakit di kakao yang tak terkendali selama ini karena multimikroba sebagai agen hayati / biopestisida / bio kontrol / mikroba yang membunuh mikroba penyakit tidak berbiak secara optimal akibat puluhan tahun tanpa disuplai C-Organik sebagai media biaknya mikroba dan tanpa membiakkan mikroba sebagai pestisida (Pseudomonas sp., dan Bacillus sp.) dan diperparah lagi oleh pemakaian pestisida kimia sintetis berlebihan yang berdampak efek samping buruk bagi mikroba non pathogen / penyakit ikut mati juga. Penyakit kakao yang paling banyak ditemui petani dan menimbulkan kerugian terbesar adalah penyakit busuk buah kakao yang disebabkan oleh jamur Phytophthora theobromae atau Phytophthora palmivora yang juga menyerang kelapa, kelapa sawit, karet, dan tanaman perkebunan lainnya. Penurunan produksi bervariasi pada setiap negara dengan kisaran 20 - 80%. Bakteri Pseudomonas sp. dapat menghambat pertumbuhan cendawan pathogen seperti penyebab busuk buah kakao (Kuswinanti, T. dan Rosmana, A., 2010). Selain Pseudomonas sp., Bacillus sp. juga berpotensi dalam pengendalian cendawan Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao (Bachri, 2004). Bacillus sp. sebagai imunomodulator (Isolauri et.al., 2001) maksudnya adalah tanaman kakao akan menjadi tervaksinasi terhadap virus yang ditimbulkan oleh serangan jamur tersebut (secondary infection), maka kakao mampu bertahan terhadap serangan penyakit. Ibarat kita membiakkan burung hantu karena mendapat serangan tikus di kebun sawit atau membiakkan harimau di sarang babi hutan.
Maka sungguh bijak rasional jika petani mensuplai tanah perkebunan tempat tumpuan hidupnya dengan Pupuk Hayati yang mengandung multimikroba koloni tinggi, serta Pupuk Organik yang mengandung C-Organik setinggi mungkin sebagai media biak multimikroba. Teknologi WS (Wayan Supadno / 0811763161/ www.bangkittani.com) mengkombinasikan Pupuk Hayati Bio-EXTRIM, Pupuk Bio Organik ORGANOX (mengandung C-Organik 21%, bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. yang memiliki peran penting sebagai biopestisida, juga mampu melarutkan Phospat (P) dan Kalium (K) (Rodriquezz dan Fraga, 1999) yang selama ini kita telah mendepositkan jumlah besar dalam tanah, Azotobacter sp., Azospirillum sp., dan Rhizobium sp., yang mampu menambat dan memfiksasi Nitrogen (N) dari udara bebas (Rao, 1994) sehingga mampu menekan penggunaan Urea jumlah banyak) dan ZPT Organik HORMAX (multihormon). Agar tanaman terlindungi dari berbagai penyakit, pertumbuhan optimal, serta berproduksi maksimal, berikut cara aplikasinya :
1. Tabur Bio-EXTRIM Granul 0.5 ton/ha/4 bulan di piringan.
2. Untuk tanaman sehat : semprot kabut rutin 4 tutup botol ZPT HORMAX + 7 tutup ORGANOX per tangki 14 liter di akar dan batang setiap sebulan sekali.
3. Untuk tanaman yang sakit / terek total / busuk buah : cacah batang di beberapa titik, semprot dengan 4 tutup botol ZPT HORMAX + 10 tutup botol Bio-EXTRIM + 10 tutup botol ORGANOX + 10 sendok makan susu bubuk per tangki 14 liter 4 x sebulan, maka bulan depan akan sehat. Selanjutnya aplikasi seperti biasa setiap 1 bulan sekali.
Pengalaman sukses dialami oleh Bpk. Junaidi (081369321755) di Lampung Selatan yang dalam 4 kali aplikasi tampak nyata daun lebih hijau, tumbuh tunas-tunas baru yang lebih segar, busuk buahnya hilang, bunga kuat, tidak kenal rontok bahkan buah lebih lebat. Di musim kemarau, tanamannya tetap berbuah & berbunga lebat, dan yang bersifat permanen adalah tanahnya kembali subur, ditandai dengan banyak cacing yang simbiosis dengan kakao juga berbiak di tanahnya. Pengalaman lainnya Bpk. Eliyus (082175699900) di Ds. Canggu, Kec. Kalianda, Lampsel, Bpk. Helmi (085840000662) Ds. Gayam, Kec. Penengahan, Lampsel, Bpk. Agus (085658819365) di Ds. Patoman, Kec. Pagelaran, Pringsewu, Bpk. Hendra (081242008301) di Mamuju. Bpk. Syamsul (081342045840) Petani Gernas Kakao di Mamuju mengaku tanamannya yang baru 6 bulan tumbuh pesat, subur dan bertunas-tunas setelah memakai Bio-EXTRIM, sementara petani di sekitarnya yang tidak memakai, tanamannya merana dan kerdil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar