Minggu, 17 Juni 2012

Wayan Supadno Motivator Petani Lewat Pupuk Organik Hayati dan Hormon

Penulis: Agrina, formulator organik hayati, profil, Wayan Supadno Sabtu, 24 Desember 2011, 2:43 Semangatnya untuk memajukan pertanian Indonesia tak perlu diragukan lagi. Banyak petani yang terpacu motivasinya setelah bertemu sosok yang satu ini. Tidak mengherankan jika Wayan Supadno dikenal sebagai motivator petani melalui rekayasa budidaya dengan pupuk organik hayati dan hormon/ZPT (Bio-EXTRIM, ORGANOX, dan ZPT HORMAX) guna meningkatkan pendapatan petani. Sampai saat ini, para petani di lebih dari 80 kabupaten di negeri ini, terutama di bidang tanaman pangan dan hortikultura, telah merasakan manfaat dari rekayasa budidaya lewat pupuk organik hayati yang dikerjakan Wayan tersebut. Anak Petani Gurem Dilahirkan di Banyuwangi, 20 Juni 1967, putra pertama dari 4 bersaudara yang sekarang tinggal 3 karena 1 meninggal, Ayahnya bernama Suwarno dan Ibunya bernama Tupon yang memang seolah ditakdirkan hidup tak jauh dari pertanian. Ayahnya adalah petani yang hanya memiliki lahan seperdelapan hektar. Pahit getir kehidupan keluarga petani yang pas-pasan sudah sangat dikenal Wayan. “Sudah sejak kecil, saya biasa ikut membantu Bapak bercocok tanam, padi, jagung, kedelai,” ungkap Wayan. Kehidupan sebagai anak desa yang biasa memandikan kerbau pun dilakoni Wayan di desanya. Hidup sebagai anak petani berpenghasilan pas-pasan itu pula yang membuatnya harus membanting tulang saat menempuh pendidikan Diploma III Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. “Saya harus mengepel rumah orang, menyetrika pakaian orang, juga mengajar demi menyelesaikan studi saya yang juga dibiayai beasiswa pemerintah,” kata Wayan. Meski diakuinya berat karena harus membanting tulang mencari uang, toh studinya selesai juga, dan dia sempat bekerja dua tahun di sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang farmasi sebelum akhirnya mengikuti Wajib Militer (Wamil). Seusai menempuh Pendidikan Wamil di Magelang, 1993, dia mulai memasuki karier militer dan ditempatkan di Pematang Siantar, Sumatra Utara, sekarang berpangkat Mayor yang tugasnya di Litbang vaksin, infus, dan senjata biologi. Sekarang juga aktif di MAPORINA (Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) sebagai Kabid Litjianbang, juga aktif tulis menulis termasuk di situs www.bangkittani.com. Orang tuanya yang semakin berat mencari penghidupan mengandalkan sawah seluas seperdelapan hektar akhirnya menjual sawahnya di Banyuwangi. Hasilnya dipakai untuk memulai hidup baru di Riau dengan membeli rumah dan lahan milik orang transmigran yang tidak betah seluas 2 hektar di Riau. Sekarang bersyukur karena hidup jauh lebih mapan. “Mestinya banyak petani gurem bisa meniru langkah orang tua saya, tanah yang kian kecil di Jawa jika dijual ternyata bisa menjadi lahan beberapa hektar di luar Jawa,” kenang Wayan. Di Pematang Siantar, dia bertugas sebagai pelatih dan guru militer. Namun, seusai jam kerja, Wayan yang memang memiliki darah petani itu kerap meninjau wilayah di sekitar kompleks militer. Wilayah itu ternyata daerah pertanian, khususnya kelapa sawit. Lantas, dia melihat betapa banyaknya cangkang sawit berserakan di situ. Wayan yang penuh ide berpikir untuk memanfaatkan cangkang sawit tadi. Kemudian dia melakukan riset mengenai cangkang sawit yang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pengganti batubara. Setelah itu, dia mengajukan proposal kepada PT Indorayon Pulp & Paper yang berada di sana untuk memasok cangkang sawit sebagai pengganti batubara yang memang diperlukan perusahaan tadi. Ternyata, proposalnya diterima. Jadilah Wayan pemasok cangkang batubara ke perusaahaan itu. Tidak main-main, cangkang yang dipasoknya sebanyak 3.000 ton per bulan. “Jadi, saat itu, saya sudah sangat mudah mendapatlkan duit Rp100 juta per bulan,” kata Wayan. Berkat penghasilannya itu, Wayan mampu mengumpulkan duit dan mulai membeli sejumlah lahan sawit. Mula-mula dia membeli 2 hektar, kemudian 6 hektar, lantas 20 hektar dan akhirnya mencapai 400 hektar. “Saya menjadi suplier cangkang sawit selama 5 tahun,” paparnya. Bangkrut Tapi Bangkit Lagi “Tidak Mau Larut Dalam Lumpur Hidup Agar Lekas Bersih” Toh kehidupan tak selalu memberi yang manis, terkadang dia juga mengajarkan pada kita kepahitan. Demikian pula yang terjadi pada Wayan. Usahanya yang terus berkembang sebagai pemasok cangkang sawit sempat mencapai puncaknya dan dia mampu mendirikan sebuah rumah sakit umum di Riau. Namun, cobaan datang, rumah sakitnya mengalami kebangkrutan. “Bahkan saat itu saya sempat memiliki utang sebesar Rp 36 miliar,” tutur suami Ernawati ini. Apa yang telah dimiliki Wayan habis, tinggal rumah dan lahan sebesar 10 hektar. Tak putus asa, Wayan berusaha bangkit dari keterpurukannya. Sempat menjadi distributor pupuk nasional beberapa waktu, tapi dia merasa tidak puas. Jiwa inovatornya membawa dia menjadi formulator pupuk produksinya sendiri. “Ya saya banyak memperbaiki komponen pupuk rekan-rekan saya yang gagal saat menghadapi pengujian,” ujar Wayan. Wayan juga terus melakukan penelitian di bidang bakteri yang ujung-ujungnya membuat dia mampu menghasilkan pupuk organik hayati yang ampuh untuk meningkatkan produksi pertanian. “Sebenarnya ada semua di buku, cuma orang tidak ngeh, tidak bisa kembangkan dan tak bisa buktikan. Di literatur ada, cuma orang tak mengkaji lebih mendalam, tak diimplimentasikan di lapangan, dan membiakkan bakteri mereka tak bisa, saya bisa,” ujar Wayan merendah mengenai produk pupuknya yang banyak dipakai petani itu. Perlahan tapi pasti, Wayan mampu kembali bangkit dalam usahanya. Di bawah bendera CV Bangkit Jaya Abadi, pupuk organik hayatinya segera tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Bukan hanya itu, dia pun kembali mengembangkan lagi bisnis sawitnya yang sempat ambruk. Utangnya yang dulu sangat besar sudah dilunasinya bahkan sekarang tiap bulan untuk gajian pekerjanya saja lebih dari Rp. 100 juta per bulan. Menghidup-hidupkan Kehidupan Mampu mengatasi belenggu kemiskinan di masa muda dan bangkit kembali setelah mengalami kejatuhan tentu membutuhkan jiwa besar dan mental yang luar biasa kuat.Toh Wayan mampu melakukan hal itu. Selalu melakukan inovasi, jeli melihat peluang, dan tabah dalam berjuang, jelas tampak pada perjalanan hidupnya. “Karena saya berprinsip hidup ini harus dihidup-hidupkan agar lebih indah hidupnya. Ibarat tanaman, dia harus disentuh, dipupuk, disiram, barulah dia akan tumbuh dengan sempurna dan menjadi indah. Tanaman pun jika sekadar ditanam, tanpa disiram, disentuh, dikelola, dia akan hidup merana pada akhirnya, ” kata Wayan Supadno yang memiliki No.Hp 0811763161. Mengenai situasi dunia pertanian Indonesia ke depan, Wayan sangat prihatin, “Suram jika tak ada dukungan dari semua pihak. Jika apa saja nantinya diimpor, seperti mulai terlihat gejalanya sekarang ini, siapa yang malu? Bukan hanya Menteri Pertanian, bukan hanya orang yang bergerak di bidang pertanian, tapi kita semua. Jadi, marilah kita semua mendukung bidang pertanian. Ingat, kita bangsa agraris, bangsa pertanian, janganlah ini kita khianati,” tandas ayah dari Wanna Bhakti Wirawan, Satya Weda Witawan, dan Ayu Mega Suryanti ini. Kepada kaum muda yang terjun di agribisnis, Wayan berpesan agar mereka terus melakukan penelitian, eksperimen. “Jadikanlah sawah atau lahan kita sebagai laboratorium. Misalnya, jika punya 5 petak lahan, cobalah satu petak dipakai sebagai lahan untuk menguji perlakuan baru, pendekatran teknologi baru, lalu bandingkan hasilnya, musim tanam berikut itu jadi ilmu baru,” tuturnya. Ditulis oleh : Syaiful Hakim (Tabloid Agrina Vol.7, No. 168, 21 Des 2011 - 3 Jan 2012)

Sabtu, 16 Juni 2012



Kakao Bebas Penyakit, Buah Lebat Tiada Henti & Jumbo


Senin, 14 Mei 2012, 14:12

Kakao (Cokelat) merupakan tanaman strategis nasional, karenanya telah memberi devisa untuk Negara cukup besar. Karena banyaknya produk turunannya maka permintaan terus meningkat, bahkan untuk dalam negeri juga melambung tinggi akibat kemajuan teknologi pangan, otomatis harganya pun meningkat.
Produktivitas kakao sangat dipengaruhi oleh mutu bibit, perawatan, mutu tanah dan yang tak kalah penting tapi selama ini diabaikan oleh petani yaitu peran multi hormon. Adapun hormon-hormon tersebut yang sangat dibutuhkan kakao adalah Auksin yang berfungsi merangsang perakaran dan pertumbuhan pucuk atau tunas-tunas baru (George dan Sherington, 1984), Etilena merangsang keluarnya bunga tiada henti dan mempercepat pemasakan buah (Burg dan Burg, 1962, Raven, 1992), Giberelin dan Sitokinin merangsang pembelahan sel berlebihan dan penjarangan antar sel sehingga tersusun jaringan lebih besar, maka wajar saja jika daun lebih lebar dan buah jadi jumbo akibat proses sitokinesis poliploidi/ pembelahan sel berlipat ganda kuadran tersebut (Campbell et al., 2002), Asam Traumalin merangsang percepatan proses sembuh luka petik, setelah pemangkasan, maupun gigitan serangga (Campbell et al., 2002). Kakao juga rentan terhadap kekeringan, hormon Asam Absisat berperan menjaga keseimbangan cairan tubuh tanaman (Campbell et al., 2002), sehingga mampu bertahan dalam kondisi kemarau, menjadikan tanaman kakao tetap trubus, daun menghijau dan segar. ZPT HORMAX, hormon organik pertama terlengkap di Indonesia yang mengandung Auksin (IAA, IBA), Sitokinin (Kinetin, Zeatin), Giberelin (GA3), Etilena, Asam Absisat, dan Asam Traumalin.
Banyak petani mengalami kerugian, nyaris putus asa karena kehabisan akal tidak bisa mengatasi penyakit kakao. Banyak penyakit di kakao yang tak terkendali selama ini karena multimikroba sebagai agen hayati / biopestisida / bio kontrol / mikroba yang membunuh mikroba penyakit tidak berbiak secara optimal akibat puluhan tahun tanpa disuplai C-Organik sebagai media biaknya mikroba dan tanpa membiakkan mikroba sebagai pestisida (Pseudomonas sp., dan Bacillus sp.) dan diperparah lagi oleh pemakaian pestisida kimia sintetis berlebihan yang berdampak efek samping buruk bagi mikroba non pathogen / penyakit ikut mati juga. Penyakit kakao yang paling banyak ditemui petani dan menimbulkan kerugian terbesar adalah penyakit busuk buah kakao yang disebabkan oleh jamur Phytophthora theobromae atau Phytophthora palmivora yang juga menyerang kelapa, kelapa sawit, karet, dan tanaman perkebunan lainnya. Penurunan produksi bervariasi pada setiap negara dengan kisaran 20 - 80%. Bakteri Pseudomonas sp. dapat menghambat pertumbuhan cendawan pathogen seperti penyebab busuk buah kakao (Kuswinanti, T. dan Rosmana, A., 2010). Selain Pseudomonas sp., Bacillus sp. juga berpotensi dalam pengendalian cendawan Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk buah kakao (Bachri, 2004). Bacillus sp. sebagai imunomodulator (Isolauri et.al., 2001) maksudnya adalah tanaman kakao akan menjadi tervaksinasi terhadap virus yang ditimbulkan oleh serangan jamur tersebut (secondary infection), maka kakao mampu bertahan terhadap serangan penyakit. Ibarat kita membiakkan burung hantu karena mendapat serangan tikus di kebun sawit atau membiakkan harimau di sarang babi hutan.
Maka sungguh bijak rasional jika petani mensuplai tanah perkebunan tempat tumpuan hidupnya dengan Pupuk Hayati yang mengandung multimikroba koloni tinggi, serta Pupuk Organik yang mengandung C-Organik setinggi mungkin sebagai media biak multimikroba. Teknologi WS (Wayan Supadno / 0811763161/ www.bangkittani.com) mengkombinasikan Pupuk Hayati Bio-EXTRIM, Pupuk Bio Organik ORGANOX (mengandung C-Organik 21%, bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. yang memiliki peran penting sebagai biopestisida, juga mampu melarutkan Phospat (P) dan Kalium (K) (Rodriquezz dan Fraga, 1999) yang selama ini kita telah mendepositkan jumlah besar dalam tanah, Azotobacter sp., Azospirillum sp., dan Rhizobium sp., yang mampu menambat dan memfiksasi Nitrogen (N) dari udara bebas (Rao, 1994) sehingga mampu menekan penggunaan Urea jumlah banyak) dan ZPT Organik HORMAX (multihormon). Agar tanaman terlindungi dari berbagai penyakit, pertumbuhan optimal, serta berproduksi maksimal, berikut cara aplikasinya :
1. Tabur Bio-EXTRIM Granul 0.5 ton/ha/4 bulan di piringan.
2. Untuk tanaman sehat : semprot kabut rutin 4 tutup botol ZPT HORMAX + 7 tutup ORGANOX per tangki 14 liter di akar dan batang setiap sebulan sekali.
3. Untuk tanaman yang sakit / terek total / busuk buah : cacah batang di beberapa titik, semprot dengan 4 tutup botol ZPT HORMAX + 10 tutup botol Bio-EXTRIM + 10 tutup botol ORGANOX + 10 sendok makan susu bubuk per tangki 14 liter 4 x sebulan, maka bulan depan akan sehat. Selanjutnya aplikasi seperti biasa setiap 1 bulan sekali.
Pengalaman sukses dialami oleh Bpk. Junaidi (081369321755) di Lampung Selatan yang dalam 4 kali aplikasi tampak nyata daun lebih hijau, tumbuh tunas-tunas baru yang lebih segar, busuk buahnya hilang, bunga kuat, tidak kenal rontok bahkan buah lebih lebat. Di musim kemarau, tanamannya tetap berbuah & berbunga lebat, dan yang bersifat permanen adalah tanahnya kembali subur, ditandai dengan banyak cacing yang simbiosis dengan kakao juga berbiak di tanahnya. Pengalaman lainnya Bpk. Eliyus (082175699900) di Ds. Canggu, Kec. Kalianda, Lampsel, Bpk. Helmi (085840000662) Ds. Gayam, Kec. Penengahan, Lampsel, Bpk. Agus (085658819365) di Ds. Patoman, Kec. Pagelaran, Pringsewu, Bpk. Hendra (081242008301) di Mamuju. Bpk. Syamsul (081342045840) Petani Gernas Kakao di Mamuju mengaku tanamannya yang baru 6 bulan tumbuh pesat, subur dan bertunas-tunas setelah memakai Bio-EXTRIM, sementara petani di sekitarnya yang tidak memakai, tanamannya merana dan kerdil.